Gestapu, singkatan dari Gerakan September Tiga Puluh, adalah peristiwa bersejarah yang selalu menimbulkan sensitivitas tinggi ketika dibahas, terutama di kalangan generasi yang menyaksikan periode gelap tersebut. Terjadi pada tanggal 30 September 1965 di Indonesia, Gestapu merupakan sebuah kisah kelam yang membawa dampak mendalam dalam sejarah bangsa ini.
Peristiwa ini melibatkan serangkaian aksi yang tragis dan kontroversial sehingga berujung pada pergolakan politik serta berbagai bentuk kekerasan yang merenggut banyak nyawa. Karena sensitivitasnya, penting untuk memahami dengan cermat tentang peristiwa Gestapu, serta memastikan bahwa pembahasan diskusi dapat menghargai kompleksitas sejarah dan pengaruhnya terhadap masyarakat saat ini.
Pengetahuan tentang Gestapu sangat penting untuk generasi sekarang, terutama Generasi Z, karena memiliki implikasi yang mendalam terhadap identitas dan kebangsaan Indonesia. Terkait hal itu, De Karanganjar Koffieplantage turut memainkan peran penting dalam membangun fondasi kepemimpinan yang kuat di antara generasi penerus Indonesia melalui kegiatan diskusi kebangsaan.
Kegiatan tersebut memiliki tema tentang pendapat dan perspektif dari generasi z terkait sensitivitas dari peristiwa Gestapu. Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, 27 September 2023 yang bertempat di area Green House, De Karanganjar Koffieplantage dan dihadiri oleh perwakilan mahasiswa se-Blitar Raya seperti dari UNU Blitar, UNIPA, dan UNISBA.
Kegiatan diawali oleh pembukaan dari Wima Brahmantya, selaku CEO De Karanganjar Koffieplantage sekaligus moderator dalam kegiatan diskusi kebangsaan. Beliau memberikan beberapa pengantar terkait peristiwa Gestapu terutama peristiwa yang terjadi di wilayah Blitar.
Menurut cerita dari para sesepuh desa Modangan, pada masa itu Blitar menjadi salah satu daerah dengan pengikut PKI terbanyak. Sehingga siapapun yang masih ada sangkut pautnya dengan PKI akan dieksekusi.
Perkebunan Kopi Karanganjar salah satunya, menjadi tempat penguburan masal jasad korban dengan kepala yang terpisah. Sehingga hal tersebut juga menjadi salah satu peristiwa yang cukup kelam dan tabu untuk dibicarakan pada masa itu.
Kemudian dari perspekstif gen-z terdapat beberapa pendapat yang mengatakan bahwa sensitivitas dari peristiwa Gestapu sudah menjadi sejarah yang tidak tabu lagi untuk dibahas. Tetapi beberapa pendapat juga mengatakan bahwa peristiwa Gestapu masih sensitif untuk dibahas karena berkaitan dengan pola berpolitik.
Hal itu disampaikan oleh Arif Maulana, mahasiswa UNU Blitar yang mengatakan bahwa peristiwa Gestapu berawal dari kepentingan politik yang hingga kini pola politik pada masa orde lama dan sekarang tidak jauh berbeda, hanya dari segi teknis pelaksanannya saja yang berbeda. Jika pada masa itu yang dibunuh adalah lawan politik, maka di era sekarang yang dibunuh adalah karakter dari lawan politik.
Selama diskusi, pembahasan juga tidak terlepas dari sosok atau dalang yang berada dibalik peristiwa kelam tersebut. Tentu saja banyak versi dan spekulasi yang bermunculan dari berbagai sumber, mulai dari Angkatan Darat (AD) hingga Presiden Soekarno itu sendiri.
Namun, bagaimanapun sejarah tetap sejarah. Sudah seharusnya kita selalu mengingat bahwa menyikapi Gestapu membutuhkan pendekatan yang bijak dan penuh pengertian. Merawat hati dan pikiran adalah langkah pertama untuk memahami kompleksitas sejarah ini. Selain itu, memperkuat literasi sejarah akan membantu kita membentuk perspektif yang lebih terinformasi dan memastikan agar sejarah ini tidak terulang.
Mari kita jadikan pengetahuan tentang Gestapu sebagai pondasi untuk membangun identitas dan kebangsaan yang lebih kuat bagi generasi penerus Indonesia. Diskusi seperti ini adalah langkah positif menuju pemahaman yang lebih dalam dan penghormatan terhadap sejarah bangsa kita.
Semoga diskusi ini menjadi tonggak awal bagi Generasi Z dalam memahami dan meresapi makna Gestapu serta sejarah bangsa kita. Dengan pengetahuan yang mendalam, Generasi Z akan mampu membawa perubahan positif dan membangun masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.
Tentu saja, perjalanan ini tidak akan terwujud tanpa kontribusi dari semua pihak. De Karanganjar Koffieplantage akan selalu berkomitmen untuk terus menjadi wadah bagi diskusi dan refleksi sejarah, sebagai langkah nyata dalam membentuk pemikiran kritis dan literasi yang kokoh bagi generasi muda.