Blitar, bukan hanya dikenal sebagai kota kelahiran Presiden pertama Indonesia, Soekarno, tetapi juga dikenal sebagai kota yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang luar biasa.
Menjelang bulan Ramadhan, kota ini menampilkan berbagai tradisi dan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Dari ritual adat, seni pertunjukan, hingga kuliner khas, semua menjadi bagian dari perayaan menyambut bulan suci ini.
Masyarakat Blitar, dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang kental, menjadikan momen ini sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
Berikut adalah beberapa tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Blitar menjelang bulan Ramadan:
- Padusan
Tradisi ini mengajak masyarakat untuk mandi bersama di sumber mata air seperti umbul, sendang, atau sungai.
Dalam suasana yang riang dan penuh kegembiraan, masyarakat berbondong-bondong melakukan ritual mandi ini sebagai simbol penyucian diri lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan.
Padusan berasal dari kata “adus” yang berarti mandi dan merupakan warisan leluhur yang dilakukan secara turun temurun.
Pada masa kerajaan, tradisi Padusan dilakukan oleh para raja dan bangsawan sebagai upaya menjaga kesehatan dan kesucian tubuh.
Â
- Nyadran
Masyarakat membersihkan dan merawat makam leluhur serta mendoakan mereka.
Perjalanan ke makam leluhur atau orang tua dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan juga sebagai sarana untuk memohon ampunan atas dosa-dosanya.
Nyadran merupakan salah satu tradisi dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Masyarakat yang melakukan tradisi Nyadran percaya, membersihkan makam adalah simbol dari pembersihan diri menjelang bulan Suci.
- Megengan
Tradisi ini mengajak masyarakat untuk makan bersama dengan keluarga dan tetangga.
Selain makan bersama, kegiatan ini juga menjadi wadah untuk berdiskusi, bercengkrama, dan saling bersenda gurau untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi.
Megengan adalah salah satu tradisi Islam Jawa yang biasa dilakukan menjelang bulan Ramadhan.
- Dandangan
Masyarakat menggelar pasar malam yang dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seni dan budaya.
Tradisi Dandangan menjadi ajang untuk menyambut bulan Ramadan dengan penuh sukacita dan kebersamaan dalam suasana yang meriah.
- Munggahan
Tradisi ini melibatkan membersihkan rumah dan menyiapkan segala keperluan untuk menyambut bulan Ramadan.
Munggahan dianggap sebagai persiapan spiritual dan fisik yang penting untuk menyambut bulan Ramadan dengan penuh kesucian dan kebersihan.
De Karanganjar, yang merupakan warisan Belanda di Blitar, tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga menjadi tempat yang cocok untuk berbuka puasa.
Buka puasa di De Karanganjar bukan hanya tentang menikmati hidangan yang lezat, tetapi juga tentang merasakan kebersamaan, kehangatan, dan keramahan masyarakat Blitar.
Ini adalah momen di mana masyarakat setempat, para perantau, dan wisatawan dapat duduk bersama, berbagi cerita, dan menikmati keindahan senja di Blitar.
Mari kita hargai dan pelajari lebih lanjut tentang kekayaan budaya dan tradisi unik masyarakat Blitar.
Semoga kita semua dapat merasakan kehangatan dan keramahan mereka, dan semoga kita semua dapat menemukan makna dan hikmah di balik setiap tradisi dan ritual yang mereka lakukan.