Apakah Anda pernah berpikir tentang bagaimana tempat-tempat bersejarah bisa menjadi laboratorium hidup untuk penelitian kebudayaan lokal?
Bagaimana setiap detail arsitektur, setiap artefak, dan setiap cerita rakyat bisa menjadi sumber pengetahuan yang berharga?
Inilah yang membuat wisata sejarah tidak hanya menarik untuk dikunjungi, tetapi juga cocok sebagai tempat penelitian.
Dengan berbagai situs bersejarah dan budaya yang menarik, Blitar menjadi salah satu kota dengan beragam tempat bersejarah yang ideal untuk penelitian kebudayaan lokal.
Berikut adalah lima tempat wisata sejarah di Blitar yang cocok untuk penelitian kebudayaan lokal.
- De Karanganjar Koffieplantage
De Karanganjar Koffieplantage adalah perkebunan kopi yang bersejarah dan menjadi saksi bisu perkembangan industri kopi di Indonesia.
Didirikan pada era kolonial Belanda, perkebunan ini memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Dalam konteks penelitian, perkebunan ini menawarkan banyak informasi yang menunjang penelitian, seperti proses pembuatan kopi, variasi jenis kopi, dan pengaruh perkebunan kopi terhadap ekonomi lokal.
Selain itu, perkebunan ini juga memiliki dokumentasi dan artefak yang dapat menjadi sumber penelitian yang berharga seperti benda-benda koleksi di Museum Noegroho dan Rumah Lodji.
Â
- Taman Kebun Rojo
Taman Kebun Rojo, juga dikenal sebagai Bon Rojo, adalah taman yang indah dan tenang di tengah kota Blitar.
Taman ini memiliki sejarah yang panjang dan menjadi tempat yang ideal untuk penelitian tentang pengaruh taman terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat lokal.
Taman ini telah ada sejak tahun 1890 dan terus berkembang sampai saat ini. Taman ini awalnya berfungsi sebagai ruang hijau kota dan tempat rekreasi orang Belanda yang berada di Blitar.
Â
- Candi Penataran
Candi Penataran adalah candi Hindu terbesar di Jawa Timur dan menjadi saksi bisu perkembangan agama Hindu di Indonesia.
Candi ini menawarkan banyak informasi yang menunjang penelitian, seperti arsitektur candi, relief yang menggambarkan mitologi Hindu, dan pengaruh agama Hindu terhadap budaya lokal.
Candi ini diperkirakan dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.
Â
- Alun-Alun Kota Blitar
Alun-Alun Blitar, juga dikenal sebagai Aloon-Aloon Blitar, adalah pusat kegiatan sosial dan budaya di kota Blitar.
Tempat ini memiliki luas sekitar 2 hektar dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan bersejarah, seperti Masjid Agung Blitar, Pendopo Agung Blitar, dan Museum Bung Karno.
Alun-alun ini dibangun bersamaan dengan Pendopo Ronggo Hadi Negoro yang terletak di sebelah utara alun-alun. Nama pendopo ini berasal dari nama bupati Blitar pertama, yaitu R.M. Aryo Ronggo Hadinegoro.
Dalam pembangunan Alun-alun Blitar, diterapkan suatu pakem yang umum digunakan di berbagai daerah di Jawa, yakni memposisikan kediaman penguasa di bagian utara, penjara di bagian timur, kantor pemerintahan di bagian selatan, dan masjid di bagian barat.
Hal ini merupakan pola tata ruang yang dianggap penting dan strategis dalam merencanakan pemukiman dan kehidupan masyarakat pada masa itu.
Â
- Monumen PETA
Monumen PETA di Blitar adalah monumen yang didirikan untuk mengenang perjuangan Tentara PETA (Pembela Tanah Air) melawan penjajahan Jepang pada 14 Februari 1945.
Pemberontakan PETA dipimpin oleh Shodancho Soepriyadi. Setelah pemberontakan, Soepriyadi dilaporkan menghilang, sementara pemimpin lapangan yang bernama Muradi mengikuti pemberontakan ini hingga akhir.
Sayangnya, nama Muradi tidak banyak disebut dalam cerita sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang ada di Blitar.
Monumen PETA diresmikan pada 14 Februari 1998 oleh gubernur Jawa Timur, M Basofi Soedirman, dan diperbaharui pada tahun 2008.
Ada tujuh tokoh yang diabadikan dalam bentuk patung dalam monumen itu. Mereka yaitu Shodancho Soepriyadi, Chudancho dr Soeryo Ismail, Shodancho Soeparjono, Budancho Soedarmo, Shodancho Moeradi, Budancho Halir Mangkoe Dijaya dan Budancho Soenanto.
Sebagai penutup, De Karanganjar Koffieplantage tidak hanya cocok sebagai tempat penelitian, tetapi juga sebagai tempat yang menawarkan pengalaman wisata yang unik dan menarik.
Anda dapat berkesempatan mengikuti program cross culture bersama para relawan dari berbagai negara secara langsung.
Dengan berbagai informasi yang menunjang penelitian dan pengalaman wisata yang menarik, De Karanganjar Koffieplantage adalah tempat yang harus dikunjungi saat Anda berada di Blitar.
Â