Kopi Perdamaian de Karanganjar (KPK) adalah wajah baru dari Purnama Seruling Penataran (PSP), yang pertama kali sukses digelar pada tahun 2023.
Acara ini mengusung konsep yang serupa dengan PSP sebelumnya, yaitu kolaborasi antara seniman lokal Blitar, Nusantara, dan internasional.
Tahun ini, KPK kembali digelar di area Vredestuin De Karanganjar Koffieplantage pada tanggal 28 Juli 2024.
Konsep tahun kedua ini tetap melibatkan seniman lokal Blitar yang menampilkan karya terbaik mereka di hadapan para penonton.
Acara ini tidak hanya menghadirkan seniman lokal, tetapi juga melibatkan berbagai pihak terkait mulai dari perwakilan Pemerintah Kabupaten Blitar, Dinas Pariwisata, Pemuda, Budaya, dan Olahraga, hingga masyarakat umum.
Para seniman yang berpartisipasi dalam KPK menampilkan beragam pertunjukan kebudayaan.
Paguyuban Kledan Error menampilkan lagu Sholawat berjudul “Dungo Mandar”, yang merupakan ajakan untuk menjaga dan melestarikan budaya Jawa sebagai identitas bangsa.
Lagu ini mengandung doa agar budaya Jawa tetap lestari, khususnya di kalangan generasi muda, serta harapan agar budaya ini dapat berkembang dan menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Selain itu, Gong Kyai Pradah, warisan budaya takbenda dari Kabupaten Blitar, juga turut ditampilkan.
Gong ini memiliki sejarah panjang, berusia sekitar 500 tahun dan dibuat pada masa Raja Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit.
Gong ini terkenal dengan bunyinya yang khas dan dipercaya memiliki kekuatan magis.
Setiap tahun, gong ini dibersihkan dan disucikan dalam tradisi Jamasan Gong Kyai Pradah, yang menjadi daya tarik wisata budaya dan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Pecut Samandiman, pusaka milik Bupati Blitar ke-3, Kanjeng Pangeran Sosrohadinegoro (1915-1918), juga dipamerkan.
Menurut mitos, saat lahar Gunung Kelud mengalir menuju pendopo, pecut ini dilecutkan dan suaranya menggelegar, memisahkan lahar menjadi dua.
Pecut ini kemudian dikenal sebagai Pecut Samandiman.
Simo Lodoyo, cerita rakyat dari daerah Lodoyo, menggambarkan wilayah di seberang sungai sebelah selatan yang dulu diyakini sebagai tempat angker dan tidak bisa diubah oleh siapa pun, juga dipentaskan.
Cerita ini kini menjadi bagian dari sejarah daerah yang diperkenalkan kepada masyarakat luas.
Selain itu, ada Jaranan Kreasi Warok Suro Gemplo Darungan Kandangan Srengat Blitar, sebuah bentuk kesenian yang berasal dari jaranan dan kemudian dikreasikan dengan gerakan warok, menghasilkan perpaduan seni yang harmonis.
Warok sendiri merupakan tradisi dan kebudayaan di lingkungan Darungan Kandangan yang sarat dengan nilai-nilai keberanian, seni bela diri, dan keagungan.
Tari “Badak Keling”, diciptakan oleh Dewan Kesenian dan Budaya Desa Plosorejo, menggambarkan pasukan ksatria yang gagah berani, disimbolkan oleh badak keling (hitam) yang bertugas menjaga keamanan negeri.
Barong Rampog, perpaduan tari Barongan dan tradisi Rampogan Macan, juga dihadirkan.
Tradisi ini populer di Blitar pada abad ke-18 dan ke-19 dan sempat dilarang pada tahun 1905 karena menurunnya populasi macan Jawa.
Seniman Blitar, Kholam Siharta, mengkreasikan kembali tradisi ini dalam bentuk tarian untuk melestarikannya.
Fakta menariknya, budaya lokal Blitar ini sudah go internasional dan mendapat penghargaan sebagai Winner in Cheonan, Korea pada tahun 2011.
Barongan Warak Modangan, kesenian lokal dari Desa Modangan, juga dipentaskan. Budaya ini dilatarbelakangi oleh keberadaan Arca Warak yang menginisiasi munculnya Barongan Warakan yang digagas oleh para generasi muda dari Desa Modangan.
Meskipun suhu di lokasi dingin, para seniman tetap memberikan penampilan terbaik mereka di hadapan tamu undangan dan penonton.
Selain penampilan seniman Blitar, acara ini juga dimeriahkan oleh volunteer dari mancanegara, di antaranya Yuliana Meneses Orduno dari Mexico, Estefani Huaman Ayala dari Peru, dan Sabrina Joy Tan dari Filipina.
Salah satu momen yang paling ditunggu adalah ritual “ kopi perdamaian” di mana semua penampil disuguhi secangkir kopi oleh Wima Brahmantya, CEO dan inisiator acara PSP dan KPK. Ritual ini memperkenalkan kopi sebagai ikon KPK dan wajah baru PSP reborn 2023.
Setelah ritual, semua penampil minum kopi perdamaian dan mendeklarasikan janji perdamaian bersama-sama yang mencakup menerima perbedaan antar manusia, menghormati kemanusiaan tanpa memandang suku, ras, bangsa, dan agama, serta menjunjung tinggi perdamaian dunia.
Acara kemudian ditutup dengan foto bersama.
Selain Kopi Perdamaian de Karanganjar sebagai event tahunan, De Karanganjar Koffieplantage juga memiliki event bulanan berupa promo menarik bagi para pengunjung.
Pada bulan Agustus ini, ada promo Gebyar Wisata di mana pengunjung bisa mendapatkan diskon foto studio sebesar Rp. 50.000 hanya dengan melakukan pembelian 4 postcard dan pembelian di OG Café senilai Rp. 100.000.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan ini dan ajak keluarga, teman, atau pasangan untuk berlibur di De Karanganjar Koffieplantage.