Tahun Baru Imlek, atau yang dikenal sebagai “Lunar New Year,” adalah salah satu perayaan terpenting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.
Menjelang perayaan ini, suasana hati orang-orang mulai dipenuhi dengan antusiasme dan kegembiraan.
Salah satu alasan utama mengapa orang begitu antusias menyambut Imlek adalah karena perayaan ini membawa nuansa keceriaan dan harapan.
Pada tahun 2025, perayaan Imlek jatuh pada 29 Januari sekaligus menandai dimulainya Tahun Ular Kayu.
Di Indonesia, perayaan ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan budaya yang memukau, salah satunya adalah Barongsai.
Asal Usul Barongsai
Sejarah barongsai dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno, tepatnya pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke-3 sebelum Masehi.
Pada periode ini, tarian ini mulai dikenal sebagai bagian dari ritual untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan bagi masyarakat.
Barongsai berhubungan erat dengan legenda Nian, sebuah makhluk mitos yang konon muncul pada malam Tahun Baru Imlek untuk mengganggu desa-desa.
Penduduk desa, untuk mengusir Nian, menciptakan model hewan dari bambu dan kertas yang digerakkan oleh dua orang, diiringi dengan suara bising dari alat musik.
Perkembangan Barongsai di Tiongkok
Barongsai mulai populer pada zaman Dinasti Selatan-Utara (420-589 Masehi).
Dalam sejarah, seorang panglima perang bernama Zhong Que menciptakan tiruan boneka singa untuk menakut-nakuti musuhnya.
Keberhasilan ini membuat barongsai menjadi legenda yang terus hidup hingga kini.
Seiring berjalannya waktu, barongsai berkembang menjadi pertunjukan seni yang tidak hanya dipentaskan untuk tujuan militer tetapi juga untuk merayakan berbagai acara penting.
Masuknya Barongsai ke Indonesia
Barongsai diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-17 bersamaan dengan migrasi besar-besaran warga Tionghoa dari Tiongkok Selatan.
Di Indonesia, barongsai mengalami perkembangan yang pesat, terutama di daerah-daerah dengan populasi keturunan Tionghoa yang signifikan.
Pertunjukan barongsai menjadi bagian penting dari perayaan Tahun Baru Imlek dan berbagai acara lainnya.
Namun, perjalanan barongsai di Indonesia tidak selalu mulus.
Pada masa Orde Baru, ketika segala bentuk budaya Tionghoa dibungkam, pertunjukan barongsai sempat dilarang.
Hanya beberapa tempat tertentu, seperti kelenteng di Semarang, yang masih diperbolehkan untuk menampilkan barongsai.
Setelah reformasi pada tahun 1998, barongsai kembali muncul dan berkembang pesat. Kini, banyak komunitas di Indonesia yang memiliki kelompok barongsai dan mengikuti berbagai kejuaraan internasional.
Makna dan Simbolisme Barongsai
Barongsai bukan sekadar pertunjukan seni; ia juga melambangkan harapan akan keberuntungan dan kebahagiaan.
Dalam setiap pertunjukan, gerakan dinamis dan suara alat musik yang keras dipercaya dapat mengusir energi negatif serta membawa keberuntungan bagi penontonnya.
Selain itu, singa sebagai simbol utama dalam tarian ini melambangkan kekuatan dan keberanian.
Filosofi Barongsai
Dalam perspektif Feng Shui, barongsai memiliki beberapa makna penting:
• Menghilangkan Energi Negatif: Suara drum yang keras selama pertunjukan diyakini dapat membersihkan lingkungan dari energi negatif.
• Mengusir Roh Jahat: Kehadiran barongsai dianggap cukup kuat untuk menakut-nakuti roh jahat.
• Membawa Keberuntungan: Barongsai dianggap sebagai simbol kekuatan dan keberuntungan bagi tempat yang dikunjungi.
Pertunjukan barongsai di Klenteng Poo An Kiong Blitar saat perayaan Imlek 2025 juga menjadi salah satu momen yang dinanti-nanti oleh masyarakat.
Namun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini, klenteng tersebut memutuskan untuk tidak menggelar pertunjukan barongsai.
Sebagai alternatif, masyarakat Blitar dapat menikmati pertunjukan barongsai di lokasi lain, seperti di stasiun-stasiun kereta api yang menggelar acara “Imlek at Station”.
Di berbagai stasiun utama KAI, pertunjukan barongsai akan digelar serentak pada tanggal 29 Januari 2025, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk merayakan Tahun Baru Imlek dengan semangat kebersamaan dan keceriaan.
De Karanganjar Koffieplantage menyambut Tahun Baru Imlek 2025 dengan promo spesial yang menarik bagi seluruh pengunjung.
Dalam periode 23 hingga 29 Januari 2025, setiap pelanggan yang melakukan pembelian minimal Rp100.000 akan mendapatkan kesempatan untuk menarik hoki.
Setiap pembelian menu Imlek juga akan mendapatkan gratis Proffertjes dan Green Tea, menambah kehangatan perayaan bersama keluarga dan teman.
Jangan lewatkan kesempatan untuk merayakan Tahun Baru Imlek dengan cara yang berbeda di De Karanganjar Koffieplantage!
Ajak keluarga dan teman-teman Anda untuk menikmati promo menarik ini dan sambut tahun baru dengan penuh keberuntungan.
Selamat Tahun Baru Imlek! Semoga tahun ini membawa kebahagiaan dan keberuntungan bagi kita semua!