Batik, dengan keterampilan dan estetika tiada tara, merupakan salah satu kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Pada tanggal 21 Oktober 2023, De Karanganjar Mbatik diadakan sebagai sebuah perayaan besar yang menggabungkan seminar dan lomba mewarnai batik.
Acara ini bertujuan untuk mengenali jati diri serta mengapresiasi keindahan dari batik tutur khas Blitar. Tempat terselenggaranya acara ini adalah De Karanganjar Koffieplantage, sebuah lokasi yang tak hanya kental dengan aroma kopi, tetapi juga mendalam dalam warisan budaya.
De Karanganjar Mbatik diawali dengan kegiatan mewarnai yang diikuti oleh lebih dari 300 siswa-siswi SD se-Blitar Raya. Ruang perlombaan terbagi menjadi tiga zona yang mencakup area Green House (zona 1), area Mushola (zona 2), dan area Vredestuin (zona 3). Setiap peserta membawa alat dan perlengkapan mereka sendiri, diberi waktu hingga pukul 13.00 WIB untuk berkreasi sebaik mungkin.
Anak-anak terlihat begitu fokus dan gembira, mencoba memadukan warna-warna untuk menciptakan karya terbaik mereka. Lomba mewarnai batik tidak sekadar menjadi ajang kompetisi, melainkan juga menjadi sarana memperkenalkan warisan budaya yang harus mereka jaga dengan bangga.
Sementara itu, di Balai Pitutur, tiga narasumber memegang peran penting dalam memperkenalkan ragam batik Blitar kepada para peserta. Diawali dengan sambutan dari CEO De Karanganjar Koffieplantage, Wima Brahmantya, yang juga bertindak sebagai moderator, ia menyampaikan harapannya bahwa event bertema peringatan hari batik ini dapat digelar dalam skala yang lebih besar lagi dalam pekan batik di tahun-tahun mendatang.
Kemudian seminar dilanjutkan oleh Bapak Miftah yang membuka sesi materi tentang “Batik Cakra Palah” dengan motif yang sebagian besar terinspirasi dari Candi Palah atau Candi Penataran. Sesi selanjutnya, Ibu Nining menyusul dengan materi “Batik Kopi” yang terinspirasi dari keberadaan Perkebunan Kopi De Karanganjar. Hingga sesi ketiga yang tak kalah menarik, Bapak Miki memaparkan tentang “Batik Tutur”, membawa para peserta lebih dekat dengan cerita dan filosofi yang tersemat di dalam setiap kain batik.
Peserta seminar terdiri dari beragam kalangan, termasuk para pegiat batik se-Blitar Raya, undangan dari berbagai destinasi wisata di Blitar, para putera-puteri batik Blitar, dan perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar. Diskusi dan tanya jawab berlangsung sangat interaktif sehingga mengindikasikan adanya apresiasi mendalam terhadap keberadaan Blitar yang beragam.
Setelah rangkaian seminar dan lomba mewarnai, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama. Para peserta dan pengunjung dapat menikmati hidangan lezat sambil berbincang-bincang, berbagi kesan tentang pengalaman unik ini.
Puncak acara diakhiri dengan antusiasme tinggi saat tiga pemateri batik yang telah memberikan wawasan mendalam dalam seminar juga memegang peran sebagai juri untuk karya-karya lomba mewarnai. Dengan penuh teliti, mereka menilai setiap karya, mengapresiasi detail dan kreativitas yang ditampilkan oleh para peserta.
Tak lama setelahnya, pengumuman pemenang lomba mewarnai batik pun dilakukan. Enam juara dengan bangga diumumkan, mulai dari juara pertama hingga juara harapan ketiga. Sorak-sorai kebahagiaan memenuhi udara, mencerminkan kebanggaan anak-anak dan orang tua atas karya yang telah dihasilkan.
De Karanganjar Mbatik bukan hanya tentang memperingati batik, tetapi juga tentang membuka pintu bagi generasi muda Blitar untuk mencintai dan melestarikan kekayaan budaya yang dimiliki. Ini adalah awal dari sebuah perjalanan panjang dalam memastikan bahwa keindahan batik Blitar akan terus bersinar dalam sejarah budaya Indonesia.
Oleh : Dwi Rahayu