Pernahkah Anda terpukau oleh keindahan ukiran kayu yang begitu detail atau pesona warna-warni pada sebuah tas anyaman?
Jika ya, maka Anda pasti akan terpesona dengan kekayaan kerajinan tangan yang berasal dari Kota Blitar.
Kota yang terkenal dengan makam Bung Karno ini ternyata menyimpan segudang kejutan dalam dunia kerajinan tangan.
Blitar, dengan sejarah dan budayanya yang kaya, telah melahirkan para pengrajin ulung yang mampu mengubah bahan-bahan sederhana menjadi karya seni yang memukau.
Tangan-tangan terampil mereka telah menciptakan berbagai macam produk kerajinan, mulai dari perabotan rumah tangga hingga aksesori yang unik.
Apa yang membuat kerajinan Blitar begitu istimewa?
Mari kita telusuri lebih dalam tentang sejarah, jenis-jenis kerajinan, serta bagaimana kerajinan tangan ini telah menjadi bagian penting dari perekonomian dan budaya Blitar.
Keberadaan industri rumahan kerajinan tangan di Blitar menunjukkan adanya keragaman jenis kerajinan yang tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga bernilai ekonomis dan bisa dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran di sekolah dasar.
Namun, meski telah dipetakan, keberadaan usaha kerajinan tangan, jenis-jenisnya, serta lokasi para perajin di Blitar belum sepenuhnya teridentifikasi, terutama karena keterbatasan jangkauan peneliti dalam memetakan seluruh desa dan kelurahan.
Secara umum, kerajinan tangan di Blitar meliputi berbagai produk seperti kerajinan bandul kunci, bathok kelapa, kendang jimbe, bros, ketipung, mahkota sangkar burung, marakas, bambu kreatif, gerabah, kaca lukis, barongan, ukiran kayu, tas, wayang, batik, kertas, dan lainnya.
Produk-produk ini dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi, bahan baku, dan teknik pembuatan. Menurut penelitian yang dilakukan Dwiningsih (2012), kerajinan tangan dapat diklasifikasikan berdasarkan teknik seperti seni ukir, keramik, anyam, tenun, dan batik, yang bertujuan mempermudah pemahaman hasil pemetaan kerajinan di Blitar.
Keragaman kerajinan di Blitar mencakup produk dengan bahan dan teknik yang sama tetapi fungsi yang berbeda, atau sebaliknya, produk dengan fungsi yang sama tetapi dibuat dari bahan dan teknik yang berbeda.
Beberapa contoh berdasarkan fungsi meliputi kerajinan bandul kunci di Bendogerit, barongan di Darungan, bros di Sukorejo, serta kendang jimbe dan ketipung di Tanggung.
Selain itu, lokasi kerajinan tangan di Blitar tersebar di berbagai wilayah, seperti Kecamatan Kepanjen Kidul, yang memiliki banyak usaha kerajinan yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Sentra-sentra kerajinan di Kabupaten Blitar juga tersebar di beberapa desa, seperti Candirejo di Ponggok, Tuliskriyo di Sanankulon, dan lainnya.
Kerajinan tangan di Blitar merepresentasikan potensi kreatif masyarakat yang produktif, gigih, dan ulet dalam meningkatkan kesejahteraan hidup.
Pemilik usaha kerajinan juga cermat dalam memilih nama produk berdasarkan bahan utama, seperti kerajinan bathok kelapa di Garum dan bambu kreatif di Candirejo, yang membantu memudahkan orang mengenali jenis produk kerajinan tersebut.
Sebagai penutup, kerajinan Blitar, seperti koleksi batik khas yang dipajang di Museum Noegroho di De Karanganjar Koffieplantage, tidak hanya menjadi simbol keindahan, tetapi juga cerminan sejarah dan budaya daerah ini.
Setiap motif batik menceritakan kisah tanah Blitar sejak masa kerajaan, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari identitas dan warisan budaya yang harus dilestarikan.
Kerajinan ini merupakan investasi penting untuk masa depan, memperkuat ekonomi dan menggugah rasa cinta masyarakat terhadap warisan budaya mereka.