Bayangkan diri Anda melangkah ke masa lalu. Di tengah hamparan sawah hijau yang membentang luas, berdiri sisa-sisa bangunan bata yang kokoh.
Angin sepoi-sepoi membawa bisikan kisah kejayaan Kerajaan Kadiri, salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Jawa Timur pada abad ke-11 hingga ke-13.
Tempat itu adalah Situs Besole, sebuah gerbang yang mengantarkan Anda pada petualangan sejarah.
Secara administratif, Situs Besole terletak di Dukuh Besole, Desa Darungan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Lokasi situs dari kota Blitar berjarak sekitar 8 km dan dapat ditempuh melalui jalan raya Blitar – Kademangan.
Penamaan Situs Besole didasarkan pada nama tempat situs itu ditemukan, yaitu di Dukuh Besole yang ditemukan pada tanggal 15 April 2006 oleh Bapak Sayuti yang merupakan warga setempat.
Proses penemuannya terjadi ketika ia menggali tanah untuk kolam ikan di kebunnya. Pada kedalaman sekitar 1,5 meter, ia menemukan bata berukuran besar (bata kuno).
Karena ketidaktahuannya, penggalian kolam ikan ini terus dilakukan, bahkan sebagian struktur bata telah diangkat ke permukaan.
Setelah beberapa hari Bapak Sayuti melakukan penggalian, ternyata struktur bata itu terus melebar dan ditemukan pula balok-balok batu candi.
Merasa ada keanehan dengan temuan tersebut, ia kemudian melaporkannya ke aparat desa setempat dan diteruskan ke Dinas Informasi Publik dan Pariwisata Kabupaten Blitar.
Setelah melakukan peninjauan ke lokasi penemuan, Dinas Informasi Publik dan Pariwisata Kabupaten Blitar melaporkan temuan itu ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan Wilayah Kerja Propinsi Jawa Timur (BP3 Jatim).
Pada tanggal 10 Mei 2006, petugas dari BP3 Jatim melakukan peninjauan ke lokasi penemuan.
Struktur bangunan yang telah ditampakkan oleh penemu berukuran 5,8 m x 5,8 m dengan tinggi 1,6 m, berdenah persegi panjang dengan penampil di sisi utara dan selatan, serta di sisi barat terdapat undakan tangga naik.
Permukaan teratas dari temuan itu berada sekitar 180 cm dari permukaan tanah sekitar. Dari hasil peninjauan diketahui bahwa beberapa bagian dari struktur tersebut masih terpendam.
Sebagai langkah awal dalam upaya pelestarian terhadap Situs Besole, BP3 Jatim pada tanggal 23 – 29 November 2006 melakukan ekskavasi penyelamatan tahap I.
Dari ekskavasi penyelamatan ini dapat diungkap sebagian besar temuan struktur bata sehingga diketahui bentuknya secara lebih lengkap.
Kemudian pada kegiatan ekskavasi penyelamatan tahap II selain menampakkan sebagian besar struktur bata bagian pintu gerbang, juga berhasil menampakkan struktur bata yang diperkirakan pagar yang mengarah ke utara agak serong ke timur laut.
Â
Selain itu, pada lokasi situs juga ditemukan balok-balok batu candi polos tanpa hiasan, berada di lapisan atas tiap-tiap anak tangga naik.
Balok-balok batu candi tersebut telah diangkat ke permukaan oleh penemu.
Kronologis Situs Besole diperkirakan berhubungan dengan keberadaan prasasti Besole yang berangka tahun 1051 C (1129 M) atau 1054 C (1132 M), yang dikeluarkan oleh Raja Bameswara dari Kerajaan Kadiri.
Oleh karena itu, bangunan di Situs Besole diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Kadiri, khususnya masa Raja Bameswara.
Penemuan ini merupakan pemaparan awal tentang keberadaan Situs Besole sebagai tambahan data dalam interpretasi sejarah peradaban bangsa.
Lereng Gunung Kelud pada masa Kerajaan Kediri memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Keberadaannya memberikan banyak manfaat bagi kerajaan yang salah satunya adalah sektor pertanian dan perkebunan.
Hutan tropis di lereng Kelud menghasilkan kayu untuk berbagai keperluan, seperti pembangunan rumah, pembuatan perahu, dan bahan bakar.
Hutan juga menghasilkan rempah-rempah berharga seperti cengkeh, pala, dan kayu manis yang menjadi komoditas perdagangan penting bagi Kerajaan Kediri pada masa itu.
Lereng Gunung Kelud, yang dulunya menjadi penunjang penting bagi Kerajaan Kediri, kini menjelma menjadi lanskap perkebunan kopi yang memukau.
Perkebunan Karanganjar, dikelola oleh PT. Harta Mulia, memanfaatkan kesuburan tanah vulkanik dan iklim yang sejuk untuk menghasilkan kopi berkualitas tinggi.
Di balik hamparan hijau pohon kopi, tersimpan jejak sejarah yang kaya.
Perpaduan sejarah dan keindahan alam ini menjadikan lereng Gunung Kelud sebagai destinasi wisata yang unik dan edukatif.
Â