
Perkebunan ini dibuka pada tahun 1874 oleh seorang Belanda bernama H.J Velsink dengan nama perusahaannya “Kultuur Mij Karanganjar”. Sebagai komoditi utama dipilih tanaman kopi berjenis robusta dan juga tanaman cengkeh. Selama puluhan tahun perkebunan ini silih berganti kepemilikan di tangan orang-orang Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, terjadilah nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan asing. Untuk kepengelolaan perusahaan-perusahaan bekas asing tersebut kebanyakan diserahkan kepada veteran perang kemerdekaan. Itulah kenapa pada akhirnya Denny Roeshadi, seorang veteran kemerdekaan yang kebetulan juga pegawai perkebunan yang telah lama bekerja di sini diserahi mandat untuk mengelola perkebunan ini. Pada 1960 secara resmi perkebunan ini dikelola Denny Roeshadi atas nama perusahaan PT. Harta Mulia.
Hingga saat ini Perkebunan Kopi Karanganjar telah dikelola oleh tiga generasi Keluarga Roeshadi. Salah satu pengelola yang tersohor adalah Herry Noegroho yang sempat menjabat sebagai bupati Blitar selama 2.5 periode.
Pada tahun 2016, perkebunan kopi ini dibuka untuk umum untuk keperluan pariwisata dan lebih dikenal dengan nama “Keboen Kopi Karanganjar”, dan kini menggunakan brand pariwisata baru yaitu “De Karanganjar”.