Seperti yang kita ketahui, perkembangan industri film di era society 5.0 kian pesat, sehingga upaya untuk memperkuat potensi sinematik lokal menjadi semakin penting.
Hal tersebut penting karena film tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai cerminan budaya, identitas, dan wujud kreativitas suatu bangsa.
Dengan memperkuat potensi sinematik lokal, kita dapat menghargai dan mempromosikan warisan budaya serta karya-karya kreatif yang dihasilkan oleh masyarakat setempat.
Salah satunya melalui serangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh De Karanganjar Koffieplantage dalam rangka menyambut Hari Film Nasional 2024
Kegiatan ini bertempat di Green House De Karanganjar Koffieplantage dan berlangsung pada hari Sabtu, 30 Maret 2024, terdiri dari sarasehan, ngabuburit, dan bukber dengan tema “Sineas Blitar Go Internasional”.
Acara ini dimulai pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB dan dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, para pegiat film di Blitar, akademisi, hingga masyarakat umum.
Pemateri atau narasumber yang hadir dalam acara ini meliputi Endik Koeswoyo, seorang penulis skenario yang telah memiliki pengalaman dalam menulis naskah untuk berbagai media seperti film, televisi, sinetron, dan bioskop.
Selain itu, turut hadir pula Wima Brahmantya, seorang sutradara yang meraih penghargaan FILMAT Award pada tahun 2015 dari International Tourfilm Academy Poland.
Tidak ketinggalan, Betet Kunamsinam, seorang aktor yang pernah dinominasikan sebagai Best Actor pada Festival Film Ningbo China tahun 2023.
Dalam sambutan CEO De Karanganjar Koffieplantage, Wima Brahmantya, kegiatan ini menjadi salah satu upaya De Karanganjar Koffieplantage dalam menambah value perusahaan yaitu PT. Harta Mulia.
Ke depannya ia juga berharap agar kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda tahunan. Kemudian dapat dibuat sebuah bioskop mini keliling dengan kapasitas 5-8 orang untuk mempromosikan film-film karya putra daerah kepada khalayak luas.
Selama pemaparan materi terkait produksi film, elemen pertama dan paling penting yang dipertimbangkan adalah naskah atau skrip.
Hal ini karena naskah menjadi fondasi dari film itu sendiri dan menjadi panduan bagi semua orang yang terlibat dalam produksi.
Dalam konteks pendidikan multimedia, guru memiliki peran penting dalam melibatkan siswa dalam proses pembuatan naskah.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan pendekatan karakter pada siswa dan membawa karakter tersebut ke dalam naskah.
Proses ini melibatkan casting, di mana siswa diminta untuk beraksi di depan kamera dan memperkenalkan diri.
Tujuannya adalah untuk mengetahui dan memahami karakter siswa, yang kemudian dapat digunakan untuk memperkaya naskah
Selain pemilihan pemain, kualitas tim atau kru juga sangat penting dalam produksi film.
Setiap anggota tim memiliki peran yang penting dan harus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Terkait penyampaian materi, CEO De Karanganjar Koffieplantage, Wima Brahmantya juga memberikan pendapat, “scriptwriter hebat adalah seseorang yang bisa menghidupkan film dengan melakukan pendekatan psikologis dan mereka adalah manusia langka.
Oleh karena itu, literasi anak muda yang masih rendah harus ditingkatkan.”
Endik Koeswoyo juga menambahkan bahwa untuk memulai karir sebagai scriptwriter harus memiliki tujuan sehingga istilah writer’s block yang seringkali dialami oleh para penulis dapat diminimalisir.
Salah satunya dengan berusaha ikhlas ketika menulis sebuah karya.
Betet Kunamsinam juga mengakui bahwa eksistensi Blitar dapat dikatakan sangat keren dan menjadi 3 kota di Jawa Timur yang melahirkan banyak tokoh inspiratif di dunia perfilman bersama dengan dua kota lainnya, yakni Jember, dan Pacitan.
Pada akhir sesi kegiatan, Wima Brahmantya selaku CEO De Karanganjar Koffieplantage memberikan closing statement tentang pernyataan terkait branding Sineas Blitar Go Internasional bahwa dalam membuat sebuah karya harus selalu memiliki target yang jelas.
Salah satu contohnya misal berusaha menjangkau internasional, seperti De Karanganjar yang merupakan satu-satunya destinasi pariwisata di Blitar yang dikunjungi wisatawan internasional terbanyak.
Dengan catatan, meski target pasar dan pengunjung didominasi wisatawan internasional. Namun tidak melupakan kearifan lokal seperti pengelolaan museum Noegroho yang menyimpan beragam benda-benda pusaka peninggalan leluhur, dan Rumah Lodji dengan daya tarik utama adalah keberadaan kamar Bung Karno.