Telur dan kelinci, dua simbol yang selalu muncul saat perayaan Paskah, ternyata menyimpan cerita dan makna yang menarik di baliknya.
Mengapa kedua benda ini menjadi ikon Paskah yang begitu populer, padahal kisah kebangkitan Yesus dalam Alkitab tidak pernah menyebutkan keduanya?
Sejarah Paskah
Paskah berakar dari tradisi Yahudi kuno yang dikenal dengan nama Passover atau Pesakh, yang berarti “melewati” dalam bahasa Ibrani.
Perayaan ini memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir sekitar 1300 SM, sebagaimana tercatat dalam Kitab Keluaran (Keluaran 12:14-17).
Dalam tradisi Yahudi, Paskah dirayakan dengan upacara korban domba dan makan roti tidak beragi sebagai simbol pembebasan dan keselamatan.
Ketika agama Kristen lahir, Paskah mengambil makna baru yang lebih dalam.
Paskah Kristen memperingati kebangkitan Yesus Kristus dari kematian pada hari Minggu, tiga hari setelah penyaliban-Nya di kayu salib sekitar 2.000 tahun yang lalu di Yerusalem.
Kebangkitan Yesus dianggap sebagai kemenangan atas dosa dan kematian, serta janji kehidupan kekal bagi umat manusia.
Rasul Paulus menegaskan pentingnya peristiwa ini dalam suratnya kepada jemaat Korintus: “Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sia jugalah kepercayaan kamu” (1 Korintus 15:14).
Sejarah perayaan Paskah Kristen bermula sejak abad ke-2 Masehi.
Pada masa itu, terdapat perbedaan dalam menentukan tanggal Paskah antara komunitas Kristen Yahudi dan Kristen non-Yahudi.
Komunitas Kristen Yahudi merayakannya bertepatan dengan Paskah Yahudi berdasarkan kalender Ibrani, sedangkan komunitas Kristen Roma memilih merayakannya pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pasca-equinox musim semi, yaitu hari kebangkitan Yesus.
Perbedaan ini akhirnya diselesaikan dalam Konsili Nicea I pada tahun 325 Masehi yang menetapkan bahwa Paskah dirayakan pada hari Minggu, tanpa mematok tanggal tertentu.
Makna telur dan kelinci dalam perayaan Paskah berkaitan erat dengan simbolisme kehidupan baru, kelahiran kembali, dan kebangkitan, yang sejalan dengan makna utama Paskah sebagai peringatan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian.
Makna Telur Paskah
Telur dianggap sebagai simbol kuno kehidupan baru dan kelahiran kembali. Bentuk telur yang oval melambangkan alam semesta dan awal mula kehidupan.
Dalam tradisi Kristen, cangkang telur yang keras melambangkan batu penutup makam Yesus yang digulingkan saat kebangkitan-Nya, sementara isi telur melambangkan kehidupan baru yang muncul dari kubur.
Oleh karena itu, telur menjadi lambang kebangkitan dan regenerasi spiritual. Selain itu, pada masa lalu, selama masa Prapaskah, umat Kristen dilarang mengonsumsi telur sehingga telur yang dikumpulkan dan dihias menjadi simbol perayaan berakhirnya masa puasa dan penebusan dosa
Makna Kelinci Paskah
Kelinci dikenal sebagai hewan dengan tingkat reproduksi yang sangat tinggi, sehingga menjadi simbol kesuburan dan kehidupan baru.
Dalam tradisi pagan, kelinci terkait dengan dewi Eostre, dewi musim semi dan kesuburan, yang kemudian diadopsi dalam tradisi Paskah.
Kelinci Paskah dipercaya membawa dan menyembunyikan telur sebagai lambang kehidupan baru dan berita kebangkitan.
Legenda juga menyebutkan kelinci sebagai makhluk yang melihat kebangkitan Yesus dan kemudian menjadi pembawa kabar sukacita tersebut.
Tradisi kelinci Paskah ini pertama kali dibawa oleh imigran Jerman ke Amerika pada abad ke-1700-an dan kemudian menyebar ke berbagai budaya
Tradisi -Tradisi dalam Perayaan Paskah
1. Parade atau Pawai Paskah
Di beberapa negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris, serta di Indonesia, parade Paskah menjadi tradisi yang meriah.
Peserta parade mengenakan kostum khusus dan diiringi musik serta tarian. Parade ini sudah ada sejak pertengahan abad ke-19 dan meskipun tidak memiliki makna religius langsung, menjadi bagian dari perayaan yang menyemarakkan suasana Paskah.
2. Pekan Suci dan Ibadah Khusus
Pekan Suci adalah masa persiapan yang dimulai dari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, hingga Sabtu Suci.
Pada hari-hari ini, umat Kristen mengikuti rangkaian ibadah yang mendalam, seperti prosesi Jalan Salib yang mengenang penderitaan Yesus Kristus.
Ibadah malam Paskah (Vigil Paskah) yang dimulai pada Sabtu malam adalah puncak perayaan, di mana umat merayakan kebangkitan Yesus dengan doa, nyanyian, dan pembacaan Kitab Suci.
3. Tradisi Jalan Salib
Di beberapa daerah di Indonesia seperti Wonogiri dan Tana Toraja, tradisi Jalan Salib sangat kental.
Umat melakukan prosesi jalan kaki sambil memanggul salib, meneladani penderitaan Yesus menuju penyaliban.
Di Wonogiri, misalnya, umat berjalan sekitar 3 km menuju puncak Gunung Gandul sebagai bentuk refleksi dan penghayatan iman.
Perayaan Paskah di Blitar
Di kota Blitar, perayaan Paskah 2025 menjadi momen yang sangat istimewa dan sarat dengan tradisi keagamaan yang kental.
Salah satu pusat perhatian utama adalah Gua Maria Sendangrejo, sebuah tempat wisata rohani yang terletak di Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Setiap tahun, terutama saat Hari Raya Paskah, Gua Maria ini ramai dikunjungi oleh peziarah dari dalam maupun luar kota Blitar yang datang untuk berziarah dan beribadah.
Gua Maria Sendangrejo menjadi simbol penting dalam perayaan Paskah di Blitar karena selain menjadi tempat berdoa, lokasi ini juga memiliki jalur Jalan Salib yang sering digunakan umat Katolik untuk merenungkan penderitaan dan kebangkitan Yesus Kristus.
Menjelang dan sesudah Paskah, jumlah pengunjung di Gua Maria meningkat signifikan, bahkan bisa mencapai ratusan orang per hari. Biasanya, umat yang datang berziarah setelah mengikuti ibadah di gereja setempat.
Selain ziarah di Gua Maria Sendangrejo, komunitas Kristen di Blitar juga menggelar berbagai kegiatan ibadah yang khidmat, seperti Misa Kamis Putih, Jumat Agung, dan Vigil Paskah.
Misalnya, di Gereja Katolik Santa Maria Blitar, perayaan Vigil Paskah 2025 diadakan dengan penuh kesungguhan, menjadi puncak perayaan yang menegaskan makna kebangkitan Kristus bagi umat.
Perayaan Paskah di Blitar juga dirayakan dengan suasana ceria dan penuh warna, seperti yang terlihat di berbagai lokasi umum dan taman hiburan lokal.
Misalnya, De Karanganjar Koffieplantage turut merayakan Paskah dengan promo spesialnya di Bulan April.
Untuk menjaga keamanan dan kelancaran perayaan Paskah di Blitar, pihak kepolisian setempat juga menggelar patroli intensif selama libur Paskah.
Polres Blitar melakukan patroli rutin yang ditingkatkan (KRYD) untuk memastikan keamanan di pusat keramaian dan jalur wisata, termasuk kawasan sekitar Gua Maria dan lokasi ibadah lainnya.
Langkah ini mendapat apresiasi dari masyarakat yang merasa lebih nyaman menjalankan ibadah dan kegiatan Paskah.