Bayangkan sebuah perusahaan besar yang sukses meraih keuntungan jutaan bahkan miliaran rupiah setiap tahun.
Tapi, pernahkah kita berpikir siapa sebenarnya pahlawan di balik kesuksesan itu?
Bukan hanya bos atau manajemen, melainkan para pekerja yang kerja keras bagai kuda setiap hari, menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi dan semangat.
Mereka adalah tulang punggung perusahaan, tanpa mereka, roda bisnis tak akan berjalan lancar.
Nah, Hari Buruh yang diperingati setiap 1 Mei hadir sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan atas peran penting para pekerja ini.
Sejarah Hari Buruh: Awal Perjuangan Kaum Pekerja
Hari Buruh bermula dari perjuangan kelas pekerja di negara-negara kapitalis seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat pada awal abad ke-19.
Perkembangan industri yang pesat membawa dampak buruk berupa jam kerja yang sangat panjang, kondisi kerja yang buruk, dan upah yang tidak adil.
Pada tahun 1806, terjadi pemogokan pertama oleh pekerja Cordwainers di Amerika Serikat sebagai bentuk protes terhadap kondisi tersebut.
Dua tokoh penting dalam sejarah Hari Buruh adalah Peter McGuire dan Matthew Maguire, yang mengusulkan dan memimpin perjuangan untuk menetapkan jam kerja delapan jam sehari.
Pada tahun 1882, parade Hari Buruh pertama di New York dipimpin oleh Peter McGuire sebagai bentuk tuntutan jam kerja yang lebih manusiawi.
Gerakan ini menyebar ke berbagai negara bagian dan akhirnya menjadi agenda nasional.
Puncak perjuangan terjadi pada 1 Mei 1886, ketika sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut jam kerja delapan jam.
Peristiwa ini berujung pada tragedi di Haymarket Square, Chicago, di mana bentrokan antara demonstran dan polisi menyebabkan kematian ratusan pekerja.
Tragedi ini menjadi momentum penting yang menginspirasi Kongres Sosialis Dunia pada tahun 1889 untuk menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional, sebagai bentuk solidaritas dan pengakuan atas perjuangan kelas pekerja di seluruh dunia.
Hari Buruh di Indonesia
Di Indonesia, peringatan Hari Buruh pertama kali muncul pada 1 Mei 1918 oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee di Semarang.
Perjuangan buruh di Indonesia berakar dari kondisi kerja yang berat dan upah rendah, serta ketidakadilan sosial di masa kolonial.
Pada masa itu, para pekerja menghadapi jam kerja panjang dan harga sewa tanah yang sangat murah, yang memicu protes dan aksi mogok.
Setelah masa penjajahan, perjuangan Hari Buruh kembali bergelora pada masa kemerdekaan. Pada 1 Mei 1946, peringatan Hari Buruh dihidupkan kembali dengan dukungan pemerintah.
Kemudian, pada tahun 1948, Presiden Soekarno menandatangani Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1948 yang secara resmi menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh dan melarang buruh bekerja pada hari tersebut.
Pada 2013, Hari Buruh juga ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia, menandai penghormatan negara terhadap perjuangan pekerja.
Nilai dan Makna Hari Buruh
Hari Buruh bukan sekadar perayaan, melainkan pengingat akan nilai-nilai penting dalam dunia kerja:
• Keadilan Sosial: Menuntut pemerataan kesejahteraan dan penghapusan eksploitasi terhadap pekerja.
• Martabat Pekerja: Menghargai setiap jenis pekerjaan dan kontribusi pekerja dalam pembangunan.
• Solidaritas: Membangun rasa kebersamaan dan perjuangan bersama antara pekerja.
• Hak Asasi Manusia: Menjamin hak atas upah yang adil, lingkungan kerja yang aman, dan perlindungan hukum.
Tantangan dan Harapan di Era Modern
Di era digital dan globalisasi, dunia kerja menghadapi tantangan baru seperti otomatisasi yang menggantikan tenaga manusia, munculnya gig economy dengan pekerjaan berbasis proyek dan aplikasi digital, serta ketidakpastian ekonomi global akibat krisis dan pandemi.
Meski begitu, semangat Hari Buruh tetap relevan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Salah satu perusahaan yang sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya adalah PT Harta Mulia.
Perusahaan ini secara rutin memberikan penghargaan setiap bulan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kerja keras para karyawan.
Selain itu, PT Harta Mulia juga selalu mendukung pengembangan kemampuan karyawan melalui berbagai pelatihan dan program peningkatan kompetensi.
Dengan komitmen tersebut, perusahaan tidak hanya membangun bisnis yang sukses, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang inspiratif dan berkelanjutan, di mana setiap pekerja merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berkembang.
Hal ini membuktikan bahwa keberhasilan sebuah perusahaan sangat bergantung pada perhatian dan penghargaan terhadap sumber daya manusianya.