Pada era kolonial, perekonomian di Indonesia didorong oleh sektor pertanian dan perkebunan. Salah satu contoh nyata dari hal ini dapat dilihat di Blitar, di mana estate coffee Karanganjar berjaya pada masa itu.
Untuk memasarkan hasil panen, moda transportasi kereta api menjadi pilihan utama pada saat itu. Dampak dari kebijakan tersebut, banyak berdiri stasiun kereta api di beberapa wilayah Blitar, salah satunya adalah Stasiun Pogajih.
Stasiun Pogajih, adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Pogajih, Selorejo, Blitar, Jawa Timur. Stasiun ini berada pada ketinggian +205 meter dan termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya.
Stasiun ini memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Dahulu, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api, tetapi jalur 1 yang lama telah dibongkar sejak lama dan dijadikan taman kecil.
Stasiun ini melayani penumpang kereta api lokal dan juga melayani persilangan dan penyusulan antarkereta api.
Sekitar dua kilometer ke arah timur stasiun ini terdapat Jembatan KA Lahor yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang – Kabupaten Blitar.
Selain itu, sekitar tiga kilometer ke arah timur terdapat Bendungan Sutami dan dua terowongan kereta api buatan dalam negeri, yaitu Eka Bakti Karya (kini Karangkates I) dan Dwi Bakti Karya (kini Karangkates II), dengan panjang masing-masing 750 dan 460 meter.
Bangunan Stasiun Pogajih merupakan peninggalan masa Kolonial Hindia Belanda. Pembangunan stasiun ini dilakukan bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api Blitar-Wlingi-Kepandjen sepanjang 55 Kilometer yang dimulai tahun 1896 hingga 1897.
Pengerjaan jalur kereta api ini dilakukan oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Belanda.
Perkebunan Coffee Karanganjar, yang berdiri sejak 1874, merupakan salah satu perkebunan coffee tertua di Indonesia. Pada masa kolonial, perkebunan ini dikelola oleh perusahaan Belanda dan menjadi sumber utama komoditas coffee yang diekspor ke Eropa.
Untuk mendukung aktivitas ekonomi, khususnya dalam hal distribusi hasil perkebunan coffee Karanganjar, Stasiun Pogajih berperan penting.
Hasil panen coffee diangkut menggunakan kereta api dari Stasiun Pogajih ke pelabuhan utama untuk selanjutnya diekspor ke Eropa.
Dengan demikian, Stasiun Pogajih dan kereta api pada umumnya memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah perkebunan coffee Karanganjar dan perekonomian kolonial pada masa itu.
Sampai saat ini, Stasiun Pogajih masih beroperasi dan menjadi bagian penting dari sejarah dan infrastruktur transportasi di Indonesia.