Pada saat cuaca panas melanda, banyak orang cenderung mencari solusi untuk mendinginkan tubuh mereka.
Salah satu pilihan yang paling populer adalah dengan mengonsumsi es.
Fenomena ini dapat dijelaskan dengan berbagai alasan, mulai dari dorongan insting manusia untuk mencari pendinginan hingga kesenangan rasa yang diberikan oleh makanan dingin.
Ketika suhu meningkat, orang-orang tidak hanya memilih es untuk mendinginkan tubuh mereka, tetapi juga sebagai cara untuk merayakan warisan dan kebanggaan lokal mereka.
Dengan demikian, es tidak hanya menjadi solusi praktis untuk cuaca panas, tetapi juga simbol kebersamaan dan kebanggaan akan identitas daerah.
Kota Blitar menawarkan es krim yang disiapkan secara tradisional, suatu kenikmatan yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke sana.
Es krim merupakan makanan beku yang terbuat dari susu dan bahan-bahan lain seperti krim, yang dicampur dengan perasa dan pemanis.
Variannya sangat beragam, mulai dari coklat, stroberi, pisang, nanas, mangga, dan masih banyak lagi, dengan berbagai bentuk yang menarik seperti lonjong, kotak, bintang, bahkan bentuk buah.
Es krim ini dikemas dengan warna-warni plastik atau disajikan dalam cup.
Di Indonesia, es krim sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan diminati oleh masyarakat.
Berbagai merek seperti Walls, Glico Wings, Campina, Aice, dan lainnya sudah familiar di Indonesia, dengan pembuatan modern dan dijual di warung atau minimarket di seluruh negeri.
Namun, yang menjadi ciri khas Kota Blitar adalah “es drop”.
Es ini bukanlah produksi pabrik, melainkan dibuat oleh industri rumah tangga sejak tahun 1930-an. Es drop terbuat dari gula merah dan santan yang dibekukan.
Penyajiannya unik, dengan menggunakan lidi atau biting untuk menyendoknya, tidak seperti stik es krim biasa.
Es ini hanya dibungkus dengan kertas tipis dan memiliki berbagai varian rasa seperti stroberi, coklat, durian, dan kacang hijau.
Harga yang terjangkau, sekitar 3000-5000 rupiah, membuat es ini diminati oleh masyarakat lokal maupun wisatawan.
Es drop biasanya dijual dengan cara disunduk lalu dimasukkan ke dalam termos merah besi yang dapat menjaga kelezatannya selama kurang lebih 12 jam.
Penjualnya sering berkeliling dengan sepeda atau berjalan kaki sambil membunyikan lonceng.
Menariknya, penjual es drop kebanyakan adalah orang tua, karena pemuda cenderung enggan untuk melakukan pekerjaan ini.
Es drop banyak ditemui di sekitar lokasi wisata sejarah seperti Makam Bung Karno, candi Penataran, dan juga di kampung edukasi coklat.
Banyak wisatawan asing yang ketagihan karena es ini tidak hanya unik tapi juga murah.
Es drop yang tidak mengandung bahan pengawet ini sering dijadikan sebagai minuman penyegar setelah berkeliling wisata di Kota Blitar.
Selain mencicipi kelezatan es drop, Anda juga bisa menikmati sensasi es dalam variasi menu lainnya.
Salah satunya adalah dengan menikmati es krim sebagai hidangan penutup yang dipadukan dengan waffle, disajikan dengan taburan keju parut dan cokelat leleh yang menggoda selera.
Pengalaman kuliner ini bisa Anda rasakan dengan mengunjungi OG Cafe De Karanganjar Koffieplantage.
Di sana, Anda bisa menikmati es krim sambil menikmati pemandangan indah dan suasana sejuk khas lereng gunung yang menambah kenikmatan Anda.