Modangan, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dikenal tidak hanya sebagai penghasil kopi berkualitas karena keberadaan Perkebunan Kopi Karanganjar, tetapi juga menyimpan sejarah yakni berupa Petilasan Gadhung Melati.
Berdasarkan keterangan Wima Brahmantya, selaku owner De Karanganjar Koffieplantage, petilasan Gadhung Melati tersebut bentuknya berupa batu nisan. Namun, hingga kini masih belum diketahui identitas asli batu nisan tersebut karena minimnya sumber primer yang menyertainya.
Kemudian, terkait asal-usul dari nama “Gadhung Melati” sendiri juga masih menjadi misteri karena banyaknya versi dari berbagai sumber. Ada yang mengatakan bahwa Gadhung Melati merupakan salah satu tokoh laki-laki sekaligus prajurit Pangeran Diponegoro yang melarikan diri ke Blitar pasca Perang Jawa tahun 1825-1830. Ada juga yang menyatakan bahwa dari versi mitologi, Gadhung Melati merupakan salah satu sosok perempuan bernama Nyi Gadhung Melati yang digambarkan seperti Nyi Roro Kidul.
Banyaknya versi mengenai sosok Nyi Gadung Melati menjadi daya tarik tersendiri khususnya bagi kalangan sejarawan. Pemberian nama Gadhung Melati sendiri tidak terlepas dari peran seorang budayawan asal Inggris bernama Hadi Sidomulyo, yang telah menetap di Indonesia sejak tahun 1973.
Dalam risetnya mengenai Kidung Panji Margasmara yang merupakan karya sastra era akhir masa Majapahit, ternyata petilasan Gadhung Melati juga disebut dalam kidung tersebut. Sehingga besar kemungkinan bahwa petilasan Gadhung Melati masih memiliki kaitan erat dengan kerajaan Majapahit era akhir dan kekuasaan Mataram Islam setelahnya.
Selain misteri mengenai asal-usulnya, di sekitar petilasan Gadhung Melati juga terdapat sebuah pohon besar yang mirip dengan pohon beringin. Pada zaman dahulu, pohon tersebut dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai “alarm” setiap kali Gunung Kelud akan Meletus.
Hal tersebut juga diperkuat oleh keberadaan segerombolan sejenis burung blekok yang selalu berkicau sebagai tanda peringatan setiap keadaan sudah berstatus waspada. Namun, pohon tersebut kini sudah tumbang karena rusaknya alam yang disebabkan oleh ulah manusia.
Meski demikian, berkunjung ke Petilasan Gadhung Melati tidak hanya akan memberikan pengalaman sejarah yang berharga, tetapi juga membiarkan Anda bersatu dengan keindahan alam yang mengagumkan.
Petilasan Gadung Melati juga menjadi tempat diadakannya berbagai aktivitas budaya oleh masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan bahwa tempat ini tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga terus hidup dan berkembang sebagai bagian dari kehidupan masyarakat sekitarnya.
Kemudian terkait pelestariannya, selain dari pengelola perkebunan, juga penting bagi pemerintah dan masyarakat setempat untuk ikut serta memelihara dan menjaga keaslian Petilasan Gadung Melati agar tempat ini dapat terus menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.
Bagi para pencinta sejarah dan wisatawan, Petilasan Gadung Melati di Karanganjar, Blitar, adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Petilasan Gadung Melati di tengah perkebunan kopi De Karanganjar. Rasakan sendiri pesona sejarah dan alam yang tak terlupakan di tempat ini.Top of Form
Oleh: Dwi Rahayu