Ditulis pada 30 Agustus 2022
Oleh : Wima Brahmantya
Pagi ini ALON – anak magang asal Argentina pamitan dari De Karanganjar.
Saat makan malam di rumah, mengetahui bahwa nama lengkapnya adalah “Alon Liwsky”, saya bertanya : ” Apakah kamu Yahudi?”
“Ya. Saya Yahudi. Leluhur saya dari Polandia.”
Sesuai dugaan saya. Memang namanya bukan nama khas Argentina yang berbau Spanyol – Italia.
Orang Argentina memang gampang diajak berteman akrab. Mereka ramah, terbuka. Apalagi kalau ngebahas Maradona atau Messi.
Semalam kami terlibat pembicaraan mendalam terkait “Yahudi”. Dia sudah berkeliling ke Timteng dan sekarang Asia Tenggara, dan Alon menyadari bahwa di antara Yahudi dan Muslim itu mirip sekali dalam banyak hal. Misalnya makanan “halal”, yang mereka sebut “kosher”. Jadi orang Yahudi juga tidak makan babi. Dan dia mengakui negara mayoritas Muslim orang-orangnya sangat ramah dan baik.
Ada perkecualian, pengalaman dia magang di Malaysia yang berakhir buruk. Dia ‘tiba-tiba dimusuhi’ oleh bosnya yang pasangan paruh baya beretnis Melayu. Dia tidak tahu alasannya apa. Bahkan dia dimaki Ibu Bos tepat di depan wajahnya, sementara “ibu saya saja tidak pernah memperlakukan saya seperti itu.”
“Apa karena kamu Yahudi?” tanya saya.
“Mm .. saya mau bilang begitu sebenarnya. Tapi saya ga mau berburuk sangka.”
“Di awal kerja apa mereka sudah tahu ke-yahudian-mu?”
“Mereka baru tahu setelah saya kerja seminggu.”
“Nah itu!”
Lalu kami berdiskusi soal konflik Israel – Palestina. Alon mengakui bahwa dia adalah pendukung Zionisme, dalam konteks “mendukung ide bahwa orang-orang Yahudi harus punya negara sendiri”.
Lalu saya bertanya : “apakah kamu rela jika Palestina merdeka?”
“Tentu saja! Mereka berhak untuk merdeka. Soal konflik awalnya kita bisa berbeda pendapat. Tapi pada akhirnya ketika berbicara kemanusiaan, saya kira orang Palestina juga berhak untuk merdeka.”
Ya demikianlah faktanya. Ada Yahudi yang pro-Israel dan membenci Palestina. Ada Yahudi yang menolak Israel dan mendukung Palestina. Malam ini saya dengar sendiri seorang Zionis Yahudi yang juga mendukung Palestina merdeka.
Pagi ini kami berpisah. Saya katakan : “Shalom aleichem”.
Dan Alon menjawab : “Waalaikumsalam ..”, sembari memeluk saya.