Coffee, dengan segala keharumannya, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan ekonomi Indonesia.
Dikenal sebagai “minuman hitam” yang memanjakan lidah, coffee juga memiliki peran strategis dalam perekonomian negara kita.
Coffee merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia.
Dalam satu dekade terakhir, industri coffee Indonesia mengalami pertumbuhan yang luar biasa.
Produksi coffee meningkat hingga 250 persen, menjadikan Indonesia sebagai produsen coffee terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia.
Pada tahun 2021, nilai ekspor coffee Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor coffee nasional dari Januari hingga Desember 2021 mencapai US$ 842,5 juta atau sekitar Rp 12,4 triliun, meningkat sebesar 4,1% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Peningkatan ini menegaskan pentingnya sektor coffee dalam perekonomian Indonesia dan perlunya dorongan berkelanjutan untuk sektor ini.
Negara tujuan utama ekspor coffee Indonesia pada tahun 2021 meliputi Amerika Serikat dengan volume ekspor sebesar 57.694.029 kg dan nilai US$ 194.764.059, diikuti oleh Mesir dengan volume 48.521.298 kg dan nilai US$ 89.082.656, Spanyol dengan volume 33.041.880 kg dan nilai US$ 57.536.374, Malaysia dengan volume 29.059.114 kg dan nilai US$ 49.100.433, serta Jepang dengan volume 25.136.990 kg dan nilai US$ 61.888.704.
Ekspor coffee ini berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional dan meningkatkan devisa negara.
Keberhasilan ini tidak lepas dari kontribusi para petani coffee, terutama dari perkebunan rakyat yang menyuplai sebagian besar produksi.
Perkebunan coffee di Indonesia tentunya sangat dipengaruhi oleh kondisi sumber daya yang tersedia.
Seperti halnya sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumber ilmu pengetahuan dan teknologi dan sumberdaya infrastruktur yang sangat berpengaruh terhadap daya saing Indonesia.
Semakin baik sumberdaya yang dimiliki dalam pengolahan perkebunan coffee maka semakin besar juga peluang Indonesia dalam meningkatkan daya saingnya.
Seluruh faktor yang ada sangat berpengaruh dan mempunyai peran dalam proses pengembangan perkebunan coffee di Indonesia yang akan menjadi acuan dalam mengukur daya saing ekspor biji coffee Indonesia di pasar global.
Permintaan luar negeri atau ekspor biji coffee Indonesia juga dapat menentukan daya saing
komoditas coffee Indonesia di pasar global.
Salah satu perkebunan coffee yang patut dibanggakan adalah De Karanganjar Koffieplantage di Blitar, Jawa Timur.
Berdiri sejak 1874, perkebunan ini memiliki sejarah panjang dan menjadi destinasi wisata edukasi.
Pengunjung dapat mempelajari proses penanaman, panen, dan pengolahan coffee secara langsung.
De Karanganjar juga berperan sebagai pusat komunikasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat dalam memajukan sektor coffee.
Perkebunan ini terletak di lereng Gunung Kelud, dengan ketinggian antara 475 hingga 650 meter di atas permukaan laut.
Keberadaannya di daerah yang subur dan beriklim sejuk membuatnya cocok untuk menanam coffee robusta sebagai komoditas utama.
Selain coffee robusta, De Karanganjar juga menanam sebagian kecil coffee arabika dan coffee excelsa.
Tanaman cengkeh dan durian juga turut menghiasi perkebunan ini.
De Karanganjar Koffieplantage, selain menjadi destinasi wisata yang menarik, juga memiliki peran yang signifikan dalam memperkenalkan coffee Indonesia ke mancanegara melalui program volunteer untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di perkebunan.
Berkat produksi coffee berkualitas dan cita rasa khas, perkebunan ini telah menarik perhatian para pecinta coffee dari berbagai belahan dunia.
Para volunteer ini tidak hanya belajar tentang proses penanaman, panen, dan pengolahan coffee, tetapi juga membantu memperkenalkan produk coffee De Karanganjar ke pasar internasional.
Mereka berperan sebagai duta coffee, membagikan pengetahuan mereka tentang coffee Indonesia kepada komunitas coffee di negara asal mereka.
Mengapa Program Ini Penting?
- Pengenalan Cita Rasa: Para volunteer memiliki kesempatan untuk mencicipi langsung coffee dari De Karanganjar.
- Jaringan Internasional: Melalui program volunteer, De Karanganjar memperluas jaringan dengan komunitas coffee di luar negeri.
- Penghargaan Terhadap Budaya Coffee: Para volunteer tidak hanya belajar tentang teknis pertanian, tetapi juga menggali lebih dalam tentang sejarah dan budaya coffee Indonesia.
Dengan adanya program volunteer ini, De Karanganjar Koffieplantage bukan hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga pintu gerbang bagi coffee Indonesia menuju panggung dunia.
Semoga semakin banyak orang dari berbagai negara yang tertarik dan terinspirasi oleh kekayaan coffee kita.