Ditulis pada 03/12/2017
By: Wima Brahmantya
Gimana cara memindah kamar privat Bung Karno dari Hotel Indonesia ke Blitar? Jadi memang BK diberi fasilitas kamar privat oleh Hotel Indonesia, tepatnya di Kamar 806.
Ketika Hotel Indonesia diakuisisi oleh Kempinski, seluruh perabotannya dilelang. Pada saat itu perusahaan kami, PT. Harta Mulia, termasuk yang beruntung menjadi pemenang lelang tsb dan akhirnya kami memboyong perabotan dari Hotel Indonesia, termasuk Kamar 806 BK.
Menurut cerita dari alm Eyang Kung, dulu sekali BK memang pernah berkunjung ke perkebunan kami. Kebetulan Eyang Kung saya adalah tokoh PNI Blitar. Kalau menurut informasi dari Mbah Gudel ‘juru kunci’ Istana Gebang, BK datang ke Karanganyar kisaran th ’57 atau ’59. Dalam kunjungan singkat tsb, BK sempat beristirahat beberapa jam di sebuah kamar di perkebunan kami.
Nah, kamar itulah yang tahun ini kami dedikasikan sebagai “Kamar 806 Bung Karno”, di mana segala perabotan yang ada di sana dulunya memang milik Bung Karno. Lukisan, pusaka, telepon, pintu Kamar 806 yang kami tempel di tembok, dan tentu saja buku “Di Bawah Bendera Revolusi”.
Akhirnya, saya pun harus merelakan pindah dari kamar yang sudah 1 tahun lebih saya gunakan sebagai kamar kerja tsb. Ya gpp lah kalau saya harus ngalah dikit. Karena kamar persembahan untuk BK ini ga ada artinya sama sekali dibandingkan apa yang sudah dipersembahkan Sang Bapak Bangsa ini buat saya, yaitu sebuah rumah indah yang bernama “Negara Kesatuan Republik Indonesia”.