Ditulis pada 12/23/2016
By: Wima Brahmantya
Selalu menjadi kebahagiaan buat saya untuk memelihara warisan leluhur. Harapan saya kelak generasi penerus keluarga tidak lupa siapa leluhurnya. Jika di “Rumah Lodji” ada satu kamar yang dipersembahkan untuk Bung Karno, maka ada satu lagi kamar yang saya persembahkan untuk Eyang Kakung dan Eyang Putri yang notabene adalah pendiri perusahaan ini.
Jadilah saya seperti seorang “treasure hunter”, mendatangi rumah-rumah tua milik Eyang yang tersebar di beberapa tempat di Blitar untuk berburu barang-barang peninggalan Eyang.
Dan inilah dia : topi, tas kerja, mesin ketik merk Remington, brankas, lemari, meja rias, dan bahkan surat-surat tulisan tangan nenek yang isinya wejangan kepada anaknya untuk berhati-hati dalam berpacaran, hahaha …
Seandainya tidak ada “Kamar Eyang” ini mungkin barang-barang tsb akan tetap membusuk di gudang, dan menunggu habis dimakan rayap atau dijadikan kayu bakar. Tapi hari ini mereka tertata rapi dan anggun sehingga menjadi salah satu saya tarik di perkebunan kami.
Oh ya, beberapa pengunjung bilang kalau mereka langsung merinding begitu masuk ke kamar ini. Hahaha .. kebanyakan nonton film horor kali mereka.
Tapi emang benar ada satu perabotan yang menurut “terawangan perdukunan” saya yang memancarkan energi yang besar. Benda itu adalah dipan kuno peninggalan Eyang Ndoro Tedjo, leluhur saya yang dulu jadi Wedana Srengat sekaligus putra sulung Tumenggung Hasan Witono yang dulu ikut berjuang bersama Pangeran Diponegoro pada masa Perang Jawa tahun 1825-1830.