Written on 05 June 2023
By: Wima Brahmantya
Salah satu tamu spesial acara Manten Coffee kemarin adalah bapak Kenichi Takeyama – pejabat konsulat Jepang di Surabaya. Sebenarnya saya ga nyangka bahwa beliau bersedia hadir di De Karanganjar menerima undangan dari saya. Karena kita memang belum saling mengenal sebelumnya.
At first I thought he was not present, because he was not in the VVIP row of seats. It turned out that he did not want to sit at the front, wanted to blend in, stand with ordinary visitors.
I finally got the chance to chat with him, albeit only for 10 minutes, because I had to share my time with other guests.
Takeyama-san sangat fasih berbahasa Indonesia, walaupun tetep aja ga bisa ngomong “L”. Jadi kalau ngomong “Malang” ya “Ma-r-ang”. Bilang “perjalanan” ya “per-u-ja-ra-nan”.
When I met Jaga Nusantara, I told him that Aga loves history, including Japanese history. His idol is Oda Nobunaga.
“Wah, Nobunaga itu leluhur saya”, kata Takeyama-san. Beliau ternyata juga berasal dari Nagoya, daerah yang sama dengan asal Nobunaga.
Aga was speechless, because she was able to meet the descendants of the military leader who first (almost) succeeded in unifying Japan in the XV century.
I hope his presence in Blitar can open up any opportunities for cooperation between Blitar and Japan.
Takeyama-san juga memborong banyak coffee dan koi yang dijual di tenda milik Bumdesma. Saya pun meledek beliau :
“Orang Jepang kok mborong ikan Jepang?”
“Ya, di rumah saya banyak ko-r-am ..”, jawab Takeyama-san dengan tersenyum.
#mantenkopi #dekaranganjar #dekarjarkoffie #dekarjarkoffieplantage #konsulatjepang