Ada satu makam di De Karanganjar yang sejarahnya menarik untuk disimak. Makam ini terletak di area Vredestuin yang selama ini sering digunakan untuk kegiatan outbond atau perkemahan. Tertulis di nisan : “Hier Rust W. SMITH” (di sini beristirahat Tuan Smith), dan tertulis keterangan meninggal tahun 1897.
W. Smith kemungkinan adalah salah satu pejabat di kantor NV. Kultuur Mij Karanganjar yang dulu mengelola Perkebunan Karanganjar di zaman Hindia Belanda. Dia adalah putra dari J.J Smith – kepala kantor pos Amsterdam yang juga anggota Ordo of the Dutch Lion. Kakak dari W. Smith adalah J.J Smith Jr seorang yang ahli botani yang pernah menjabat sebagai direktur dan kurator dari Kebun Raya Bogor. Selama masa jabatannya, ia melakukan penelitian mendalam dan mengumpulkan berbagai flora dari seluruh Indonesia, terutama spesies anggrek.
Menariknya, J.J Smith Jr. ini ternyata juga berperan di dalam pengelolaan “Kebun Raya Blitar” yang saat ini dikenal sebagai “Bon Rojo”. Nah, ini patut untuk dipikirkan ulang bahwa apakah sebenarnya memang namanya “Kebon Rojo” atau “Kebon Raja (Raya)”? Jika memang “Kebon Rojo”, lalu mengacu pada “raja” yang mana? Dari kerajaan apa? Ingat bahwa ejaan Ophuijsen di zaman Hindia Belanda memang huruf “j” dibaca “y”. Misalkan saja kata “jang” dibaca “yang”.
Nah, jika “Kebon Raja” itu dibaca berdasarkan tata cara Ophuijsen, maka seharusnya dibaca “Kebon Raya”. Make sense, mengingat J. J Smith Jr. adalah direktur Kebun Raya Bogor. Jadi apakah “Kebon Rojo Blitar” itu sebenarnya “Kebon Raya Blitar”?
Bagaimana menurut kalian, Sobat DeKa?
Ket 1 : Makam W. Smith di area Vredestuin – De Karanganjar – Blitar.
Ket 2 : Foto jadul Kebun Raya (Rojo) Blitar di masa Hindia Belanda.
Ket 3 : Gerbang Vredestuin & kliping berita kematian W. Smith dari telegram J.J Smith Jr.
Ket 4 : Foto J.J Smith Jr – ahli botani asal Belanda.