Tahukah Anda bahwa Indonesia menduduki posisi keempat sebagai negara dengan konsumsi coffee terbesar di dunia?
Data International Coffee Organization (ICO) menunjukkan bahwa konsumsi coffee di Indonesia mencapai 9,2 juta kilogram pada tahun 2022.
Hal ini mencerminkan tingginya antusiasme masyarakat Indonesia terhadap coffee.
Di balik secangkir coffee yang nikmat, terdapat perpaduan kompleks dari berbagai faktor, salah satu yang paling fundamental adalah genetika tanaman coffee.
Faktor genetik ini berperan penting dalam menentukan cita rasa coffee, mulai dari aroma yang memikat hingga rasa yang kaya dan kompleks.
Setiap spesies coffee memiliki susunan genetik yang unik, yang membedakannya dalam hal karakteristik seperti bentuk biji, ketahanan terhadap penyakit, dan tentu saja, cita rasa.
Dua spesies coffee utama yang ditanam secara luas adalah Arabika dan Robusta. Coffee Arabika umumnya dikenal dengan rasa yang lebih halus, kompleks, dan seimbang, dengan keasaman yang lebih tinggi dan kafein yang lebih rendah.
Di sisi lain, coffee Robusta memiliki rasa yang lebih kuat, pahit, dan sedikit pedas, dengan kadar kafein yang lebih tinggi.
Perbedaan rasa ini tidak hanya disebabkan oleh spesies coffee, tetapi juga oleh varietas di dalam spesies tersebut.
Each variety has a distinctive flavour profile, which is influenced by its combination of genes.
Faktor lingkungan seperti ketinggian tanam, iklim, jenis tanah, dan metode pengolahan juga turut berperan dalam membentuk cita rasa coffee, namun genetika merupakan fondasi yang mendasarinya.
Para penanam coffee handal memahami peran penting genetika ini dalam menghasilkan coffee berkualitas tinggi dengan cita rasa yang unik.
Mereka cermat dalam memilih varietas coffee yang tepat untuk ditanam di lahan mereka, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ketinggian, iklim, jenis tanah, dan cita rasa yang diinginkan.
Pemilihan varietas yang tepat ini merupakan langkah awal dalam sebuah perjalanan panjang untuk menghasilkan secangkir coffee yang istimewa.
Perawatan tanaman coffee yang optimal, mulai dari pemupukan, penyiangan, pengendalian hama, hingga panen, juga tak kalah penting.
Namun, tanpa fondasi genetik yang kuat, secangkir coffee yang dihasilkan tidak akan memiliki potensi untuk mencapai puncak kenikmatannya.
Para ilmuwan terus mempelajari dan memetakan genom coffee, dengan harapan dapat membuka peluang baru untuk meningkatkan kualitas dan keragaman rasa coffee.
Penelitian tersebut dapat mengantarkan pada pengembangan varietas coffee baru dengan karakteristik yang unggul, seperti ketahanan terhadap penyakit, adaptasi terhadap perubahan iklim, dan tentunya, cita rasa yang lebih kompleks dan memikat.
Bagi para pecinta coffee, memahami peran genetika dalam menciptakan secangkir coffee yang istimewa dapat menambah apresiasi terhadap keragaman rasa dan kompleksitas coffee.
Setiap tegukan coffee menjadi sebuah perjalanan untuk menjelajahi kekayaan rasa yang tercipta dari perpaduan alam dan sains.
Berikut beberapa contoh bagaimana pemilihan varietas coffee yang tepat dapat menghasilkan cita rasa coffee yang unik:
- Coffee Arabika Sumatra: Varietas coffee Arabika yang ditanam di pulau Sumatra, seperti Lintong and Mandheling, famous for its distinctive flavour earthy, herbal, and a little spicy. Hal ini disebabkan oleh kombinasi gen yang unik pada varietas coffee tersebut, serta faktor lingkungan seperti ketinggian tanam dan jenis tanah di Sumatra.
- Coffee Arabika Flores: Coffee Arabika yang ditanam di pulau Flores, seperti Flores Bajawa and Flores Bajawa Puhu, has a flavour that fruity, floral, and sweet. Faktor genetik dan lingkungan di Flores, seperti tanah vulkanik dan iklim yang sejuk, memberikan kontribusi pada profil rasa coffee yang khas ini.
- Coffee Robusta Jawa: Coffee Robusta yang ditanam di pulau Jawa, seperti Jember and Lampung, has a flavour that bold, earthy, and chocolatey. Faktor genetik dan lingkungan di Jawa, seperti curah hujan yang tinggi dan tanah yang kaya, menghasilkan coffee Robusta dengan rasa yang kuat dan khas.
Perkebunan Coffee Karanganjar, yang terletak di Blitar, Jawa Timur, merupakan salah satu contoh nyata bagaimana pemilihan varietas coffee yang tepat dapat menghasilkan kekayaan rasa yang luar biasa.
Di sini, para pengunjung dapat menemukan berbagai varietas coffee, baik Arabika maupun Robusta, yang masing-masing memiliki karakteristik dan cita rasa yang unik.
Salah satu varietas coffee unggulan di Karanganjar adalah Coffee Robusta. Coffee ini dihasilkan dari biji coffee yang unik, yaitu biji coffee jantan yang tidak dibuahi.
Biji coffee ini memiliki rasa yang lebih halus, seimbang, dan sedikit manis dibandingkan dengan biji coffee Robusta biasa.
Selain Coffee Lanang Robusta, Karanganjar juga terkenal dengan Coffee Excelsa. Coffee ini memiliki rasa yang kuat, earthy, dan sedikit pahit.
Excelsa is generally blended with Robusta to produce a strong and creamy espresso.
Bagi pecinta coffee Arabika, Karanganjar menawarkan Coffee Arabika Karanganjar.
Coffee ini memiliki rasa yang fruity, floral, dan acidic. Arabika Karanganjar ditanam di ketinggian yang optimal, menghasilkan coffee dengan kualitas yang tinggi dan cita rasa yang kompleks.
Pengunjung Perkebunan Coffee Karanganjar tidak hanya dapat menikmati berbagai varietas coffee yang unik, tetapi juga dapat belajar tentang proses budidaya dan pengolahan coffee, serta dapat melihat langsung bagaimana biji coffee dipanen, diolah, dan disangrai hingga menjadi secangkir coffee yang nikmat.
Â