Ditulis pada 19 Februari 2019
By: Wima Brahmantya
Mau tahu sesuatu yang lebih tua daripada usia Keboen Kopi Karanganjar itu sendiri?
“Cloud – 1848”, nama itu tertulis di sudut kiri bawah lukisan besar yang ada di Roemah Lodji. Jadi usianya kurang lebih saat ini 171 tahun, hampir dua abad! Lebih tua daripada perkebunan kopi yang ‘baru’ dibuka Belanda pada 1874 ini.
Kami menemukannya di gudang tua sekitar 5 tahun lalu dalam keadaan tergulung, dan ketika dibuka permukaannya sudah banyak tertutup jamur. Kemudian kami coba minta saran kepada ahlinya bagaimana cara membersihkan lukisan yang sudah jamuran. Dengan penuh perjuangan membersihkan lukisan tsb, maka “voila”, lukisan agung ini bisa dipajang di ruangan tengah Roemah Lodji.
Rasanya kayak nemu harta karun aja ????
Besar kemungkinan lukisan tsb memang dibawa langsung dari Eropa oleh orang-orang Belanda ketika membuka perkebunan ini. Saya tidak tahu persis siapa sebenarnya jatidiri Cloud – Sang Pelukis. Dugaan saya dia seorang Inggris, jika dilihat dari keberadaan seorang serdadu Red Coat yang ada di lukisannya tersebut. Selain itu nama “Cloud” memang berbau Inggris. Jika dia seorang Perancis namanya akan menjadi “Claude”. Dan jika dia seorang Spanyol atau Italia maka namanya adalah “Claudio”.
Lukisan tsb menggambarkan sebuah pelabuhan di suatu tempat di Eropa. Ada mercusuar juga di situ. Saya mencoba menerka-nerka apa pesan yang mau disampaikan sang pelukis. Tentunya kita tidak pernah tahu apa itu. Tapi inilah filosofi yang saya dapatkan dari lukisan ini sebagai pengingat bagi saya dalam menjalankan usaha ini :
“Pelabuhan dengan kapal dan lautan adalah simbol tantangan untuk meraih kejayaan. Mercusuar adalah penerang.
Maka dalam meraih kejayaan kita tidak boleh lupa untuk menjadi penerang atau penuntun atau inspirator bagi sesama manusia”.