Perawatan tubuh yang selama ini identik dengan aktivitas perempuan, menjelang Hari Raya Idul Adha hewan kurban sapi pun juga wajib menjalani perawatan di salon.
Ketika penampilan sapi bersih dan terlihat tampan, tentu saja akan memikat daya tarik pembeli untuk meminangnya.
Menjelang Idul Adha, jasa salon sapi banyak diburu pemilik sapi untuk mempercantik sapi mereka.
Tradisi salon sapi di Blitar merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Adha.
Tradisi ini bertujuan untuk mempercantik dan membersihkan sapi kurban agar terlihat menarik dan bernilai tinggi.
Di Blitar, perawatan salon sapi menjadi tradisi yang melibatkan beberapa jenis perawatan penting.
Perawatan ini meliputi memandikan dan menyikat bulu sapi untuk membersihkan kotoran dan lumpur; memotong kuku untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan kaki sapi; serta memoles tanduk agar terlihat mengkilap dan indah.
Selain itu, tanduk sapi juga dihias dengan cat atau pita berwarna-warni untuk menambah estetika.
Biaya untuk perawatan salon sapi di Blitar bervariasi, dengan kisaran harga antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per ekor, tergantung pada jenis perawatan yang dilakukan.
Terkait tradisi unik tersebut, Pasar Hewan Dimoro merupakan pasar yang berperan penting dalam perdagangan hewan, terutama menjelang perayaan Idul Adha di Kota Blitar.
Lokasinya berada di Kota Blitar, dan pasar ini menjadi pusat aktivitas bagi para peternak dan pedagang sapi.
Tradisi salon sapi juga terjadi di pasar ini sebelum Idul Adha.
Layanan salon sapi di Pasar Hewan Dimoro mirip dengan salon manusia. Para pekerja salon sapi membersihkan tanduk dan kuku sapi agar lebih menarik dan sehat.
Tanduk sapi dibersihkan dengan mengupas lapisan luar menggunakan pisau, sementara kuku sapi dipotong agar tidak tajam dan lebih mudah dikelola.
Kebersihan dan kesehatan sapi menjadi prioritas, dan sapi yang terawat dengan baik lebih menarik bagi pembeli.
Perawatan ini membantu meningkatkan nilai jual sapi.
Harga sapi di pasar ini juga mengalami kenaikan menjelang Idul Adha, mencapai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per ekor.
Selain itu, baru-baru ini, Pasar Sapi Dimoro telah diperbarui dan memiliki kapasitas tampung hingga 750 ekor sapi.
Pembangunan pusat perdagangan di kawasan Dimoro juga menjadi fokus untuk menghubungkan pusat perdagangan di Kota Blitar.
Berdasarkan penjelasan di atas, tradisi salon sapi di Blitar membawa beberapa manfaat penting.
Pertama, meningkatkan nilai jual sapi kurban, karena sapi yang telah mendapatkan perawatan ini biasanya terlihat lebih menarik dan sehat, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Kedua, perawatan ini juga membantu menjaga kesehatan sapi, khususnya kesehatan kuku dan tanduknya.
Ketiga, bagi masyarakat Blitar, salon sapi merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa syukur atas rezeki yang mereka peroleh.
Secara keseluruhan, tradisi salon sapi di Blitar bukan hanya sekadar mempercantik sapi kurban, tetapi juga mencerminkan aspek budaya dan tradisi lokal yang memiliki nilai religius dan sosial.
Tradisi ini memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Blitar, baik dalam konteks ekonomi, kesehatan, maupun ekspresi rasa syukur.
Selain tradisi salon sapi yang unik, setiap tahun De Karanganjar Koffieplantage juga menyambut musim panen dengan tradisi bernama Manten Kopi yang dapat Anda saksikan pada tanggal 9 Juni 2024.
Tradisi ini menghidupkan biji kopi dengan upacara pernikahan yang simbolis, menciptakan pengalaman unik bagi para pengunjung.
Dengan suasana yang kental akan aroma kopi, pengunjung dapat merasakan keajaiban proses dari biji kopi hingga menjadi secangkir nikmat.
Jadi, jika Anda pecinta kopi dan ingin merasakan tradisi yang langka ini, kunjungilah De Karanganjar Koffieplantage.