Ditulis pada 09 Oktober 2022
Oleh : Wima Brahmantya
Saya klo traveling biasa beli kartu pos di kota-kota yang saya kunjungi untuk kemudian dikirim ke rumah lewat kantor pos setempat.
Salah satu impian saya dalam mengelola pariwisata di sini adalah bisa jualan kartu pos dengan gambar-gambar De Karanganjar. Hari ini, bertepatan dengan Hari Pos Internasional, impian itu terwujud.
Ya, per hari ini dan seterusnya TIKET MASUK PARIWISATA DE KARANGANJAR DIHAPUSKAN.
Sebagai gantinya, pengunjung cukup beli VOUCHER berbentuk KARTU POS senilai Rp. 25.000 yang bisa langsung dibelanjakan ngopi dan makan di OG Cafe, atau buat beli souvenir dan merchandise, atau buat sewa ATV dan foto keluarga di Fotostudio.
Jadi misalkan seseorang ngopi dan makan di Cafe habisnya total Rp. 40.000, maka dipotong voucher cukup bayar Rp. 15.000 saja.
Nah, kartu pos tersebut bisa dibawa pulang sebagai souvenir. Tapi jauh lebih afdol kalau pengunjung ‘menulis cerita kunjungannya’ di kartu pos tersebut, kemudian beli perangko, dan memasukkan kartu pos tersebut ke dalam bis surat yang ada di De Karanganjar.
Kami ingin agar mengirim kartu pos menjadi ‘ritual’ yang harus dilakukan ketika berkunjung ke De Karanganjar.
Jadi ga afdol lah kalau ke De Karanganjar ga ngirim kartu pos ke rumah, pake “brievenbus” alias bis surat zaman kolonial