Category "Meneer Notes"

Ditulis pada 08 Oktober 2018 Oleh : Wima Brahmantya Dari 4 museum yang ada di Keboen Kopi Karanganjar, museum ini yang paling gampang ditemukan. Lokasinya di dekat O.G Cafe dan Resko, dua titik yang m

Ditulis pada 14 September 2022 Oleh : Wima Brahmantya Tahun kami luncurkan produk kopi ini secara limited edition. Ternyata laris manis. Terlalu laris malahan, sehingga dalam waktu sekejap stok ludes.

Ditulis pada 17 Desember 2018 Oleh : Wima Brahmantya Sosialisasi Batik Tutur kepada kelompok-kelompok pembatik yang tersebar di seluruh Kabupaten Blitar. “Lho, emangnya mereka belum ngerti Batik Tutur

Ditulis pada 14 Maret 2023 Oleh Wima Brahmantya Seperti biasa, setiap perjalanan naik kereta adalah kesempatan terbaik untuk baca-baca buku secara serius. Bisa buku yang baru dibeli, atau buku-buku la

Ditulis pada 15 Agustus 2018 Oleh : Wima Brahmantya Masih ingat Aleix? Bule dari Barcelona yang sempat ngobrolin soal Islam Nusantara beberapa waktu lalu? Hari ini dia balik lagi ke Keboen Kopi Karang

Ditulis pada 03 April 2023 Oleh : Wima Brahmantya Memang belum banyak yang bisa membedakan jenis-jenis seduhan kopi, termasuk membedakan antara “Espresso” dan “Americano”. Kalau kopi Espresso dihasilk

Ditulis pada 01 Juni 2022 Oleh : Wima Brahmantya Apa yang kebanyakan orang Indonesia lakukan setiap perayaan “Hari Lahirnya Pancasila”? Yupz. Selebrasi! Ucapan-ucapan, seremonial, dan sejenisnya! Bany

Ditulis pada 28 Juni 2022 Oleh : Wima Brahmantya Saya (174 cm) kali ini benar-benar merasa “pendek”. Hari ini hari terakhir dia magang, dan dia minta berfoto sama saya (padahal biasanya orang Indo yan

Ditulis pada 20 Juli 2022 Oleh : Wima Brahmantya Hari-hari biasa memang tidak seramai weekend. Bahkan cenderung sepi. Ketika tidak banyak pengunjung di cafe, terkadang saya memanfaatkan kesempatan ini

Ditulis pada 03 Maret 2023 Oleh : Wima Brahmantya   “Jujur aja, pandangan orang China tentang Indonesia adalah “pembantaian etnis Tionghoa”. Hampir semua orang China tahu itu”. Begitulah Huang Li

Ditulis pada 7 Agustus 2018 Oleh : Wima Brahmantya Buku legendaris karya Multatuli (ED. Dekker) inilah yang membuka mata dunia bahwa ada penindasan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Hindia Belanda,

Ditulis pada 16 September 2017 Oleh : Wima Brahmantya “Hey, lukisannya jangan ditaruh di situ. Itu lukisannya Basuki Abdullah!” kata Ebes waktu saya memasang lukisan ini di salah satu kamar home stay