Ditulis pada 24 Juli 2018 Oleh : Wima Brahmantya Suatu hari Keboen Kopi Karanganjar kedatangan serombongan turis Belanda. Seusai mereka dipandu di Roemah Lodji, pemandu wisata kami mengarahkan mereka
Manten Kopi
Ditulis pada 05 Juli 2018 Oleh : Wima Brahmantya Begitulah reaksi saya ketika salah satu staf senior memberitahukan soal upacara adat yang dilakukan setiap mengawali musim panen raya kopi.Demikianlah,
Komplain Soal Harga Secangkir Kopi ?
Ditulis pada 28 Oktober 2017 Oleh : Wima Brahmantya “Tempatnya asik, tapi harga secangkir kopinya terlalu mahal!!” Begitulah testimoni seorang embak-embak tentang OG Cafe yang ada di Keboen Kopi Karan
Matur Nuwun .. Mbok Boinem ..
Ditulis pada 09 Agustus 2017 Oleh : Wima Brahmantya “Gus .. hari ini saya berhenti kerja ya, saya sudah tidak kuat lagi”. (Note » “Gus” ini sebutan buat orang yang dihormati, bukan berarti nama saya b
Apa Pengaruh Terbesar Inggris Buat Indonesia ?
Ditulis pada 27 Juli 2018 Oleh : Wima Brahmantya Obrolan menarik lagi bersama Naomi & Hannah, para gadis Inggris yang lagi ‘magang’ di Keboen Kopi Karanganjar. Saya tanya mereka, “Warisan Inggris
Ngobrol Dengan Yahudi British
Ditulis pada : 28 Juli 2017 Oleh : Wima Brahmantya NAOMI & HANNAH – mereka adalah “the British” pertama yang ikut program edukasi kopi di Keboen. Ya, mereka juga yang bakalan nganter orderan anda
Moesioem Mblitaran
Ditulis pada 27 Juni 2017 Oleh : Wima Brahmantya Awal idenya dari banyaknya orang yang pengen ketemu saya di sini untuk menggali informasi tentang sejarah atau seni budaya Blitar.”Kenapa ga sekalian a
Nasihat Nasionalisme dari Om Jo
Ditulis pada 12 Februari 2017 Oleh : Wima Brahmantya Namanya Joseph Pestel, dan kami memanggilnya “om Jo”. Seorang Belanda yang lahir di Indonesia, dan setelah Indonesia merdeka harus angkat kaki dari
Kopi Warak
Ditulis pada 7 Januari 2018 Oleh : Wima Brahmantya Ide awal meluncurkan produk “Kopi Warak” ini berawal dari kejengkelan saya terhadap Ibu, yang mana sudah saya minta untuk mengonsumsi produk kopi sen
Koffieboomstraat
Ditulis pada 03 Juli 2017 Ditulis oleh : Wima Brahmantya Saya menamainya “Djalan Pohon Kopi”, atau dalam bahasa Belandanya “KOFFIEBOOMSTRAAT”.Di sini kita bisa menyusuri jalan setapak di antara pepoho
Moesioem Poesaka
Ditulis pada 25/02/2017 Oleh : Wima Brahmantya Orang Blitar mengenal saya sebagai pelaku dan pelestari budaya. Tapi untuk urusan keris atau pusaka saya memang belum mendalami secara sungguh-sungguh. S
Wiem & Bram Isje
Ditulis pada 21/01/2017 Oleh : Wima Brahmantya Namanya memang terdengar seperti “nama Belanda”, tapi itu sebenarnya diambil dari nama saya sendiri, he he .. “Wiem” digambarkan dengan maskot bocah Bela